Rabu, 11 Januari 2012

Topan Effendi: Membuat kompos dan Pupuk Organik

Topan Effendi: Membuat kompos dan Pupuk Organik: Membuat kompos dan Pupuk Organik KOMPOS: Dari Tanah Kembali Ke Tanah Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, p...

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA TANAMAN DENGAN HIDROPONIK SECARA MURAH DAN SEDERHANA

(bagian 1)
11 Januari 2012 in Dari Kami, Pengetahuan Umum, Usaha Budidaya Perikanan
Teknik dan cara budidaya tanaman dengan hidroponik secara murah dan sederhana : Sesuai dengan janji saya, saya akan mengulas lebih lanjut tentang Teknik dan cara budidaya tanaman dengan hidroponik secara murah dan sederhana. Inti dari pembahasan adalah mencari sebuah solusi budidaya tanaman secara hidroponik yang mampu bersaing dengan efisiensi dan efektifitas tinggi untuk mampu menekan biaya produksi namun tetap menghasilkan hasil yang optimal. Hidroponik dari asal kata hydro yaitu air dan ponos artinya kerja (bukan diartikan kerja pake air : red). Hidroponik di artikan sebagai bercocok tanam tanpa tanah sebagai medianya, namun yang terpenting adalah penggunaan air sebagai sarana menyalurkan dan menyediakan nutrisi bagi tanaman. Fungsi tanah digantikan dengan media-media lain yang memiliki kemampuan untuk menyalurkan atau menyerap air. Media yang umum digunakan adalah pasir, kertas, kerikil zeolit, pecahan genting, arang kayu, ijuk, rockwool, arang sekam, sabut kelapa, atau media padat lain. Bahkan dengan sistem NFT (nutrient film technique) hidroponik tidak memerlukan media lain selain air. Tanah yang berfungai sebagai berpegangnya akar tanaman digantikan dengan media-media seperti disebut sebelumnya.
Unsur Hara pada tanaman
Tanaman juga merupakan makhluk hidup, sebagai makhluk hidup tentu memerlukan nutrisi untuk mengerakan metabolisme tubuh. Fungsi tanah sebagai penyedia unsur hara bagi tanaman digantikan dengan unsur-unsur yang telah diformulasi untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman. Untuk lahan yang subur, sistem hidroponik relatif tidak diperlukan karena tanah telah menyediakan seluruh unsur hara secara lengkap, namun untuk tanah yang kuran bahkan tidak subur atau tanah yang sudah tereksploitasi secara terus menerus, sistem hidroponik menjadi solusi atas kebutuhan unsur hara bagi tanaman.
Formula Nutrisi Hidroponik yang Optimal dengan Biaya Rendah / Murah.
Dalam hidroponik, manusia atau petanilah yang harus menyediakan unsur hara dan diberikan bersama dengan air siraman. Unsur hara yang diberikan pada tanaman hidroponik lebih dikenal sebagai larutan nutrisi. Pada pemberian larutan nutrisi ke tanaman harus diketahui jenis unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Hal inilah yang menjadi salah satu kunci sukses berhidroponik. Tanaman membutuhkan 16 unsur hara esensial. Disebut esensial karena bila satu saja di antaranya tidak tersedia maka tanaman akan mati atau minimal tanaman tidak mampu menyele¬saikan siklus hidupnya. Ke-16 unsur hara esensial tersebut digo¬longkan menjadi unsur hara makro dan unsur hara mikro. Disebut unsur hara makro karena dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak dan sebaliknya unsur hara mikro dibutuhkan ta¬naman dalam jumlah relatif sedikit. Unsur hara makro terdiri dari karbon (C), hidrogen (H), oksigen (0), nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), dan sulfur (S). Unsur hara mikro terdiri dari besi (Fe), mangan (Mn), boron (B), tembaga (Cu), khlor (C1), seng (Zn), dan molibdenum (Mo).
Bahasan akan di lanjutkan dengan artikel selanjutnya.

Related Blogs




PENANAMAN

Pemindahan tanaman (transplant) dari nursery ke dalam greenhouse, dilakukan apabila bibit sudah cukup umur untuk di tanam, juga bibit dalam keadaan sehat dan bebas dari penyakit. Sebaiknya pemindahan tanaman dilaksanakan pada pagi hari, karena pada pagi hari evaporasi pada tanaman belum tinggi sehingga kondisi stres tanaman dapat ditekan. Sebab, bibit yang dipindahkan dari nursery ke dalam greenhouse akan mengalami perbedaan kondisi, sehingga penanaman di pagi hari dapat membantu tanaman untuk beradaptasi di dalam greenhouse.


Persiapan tanam
Sebelum tanaman dipindahkan kedalam greenhouse, segala sesuatu yang ada didalam greenhouse harus sudah siap, baik bedengan, kawat penggantung benang ajir, benang ajir, slab yang berisi media tanam maupun sistem irigasi yang sudah siap pakai. Ada beberapa hal juga yang perlu dipersiapkan dan dikerjakan, antara lain pembuatan nutrisi, pembuatan lubang tanam (apabila menggunakan media tanam di slab) dan pengisian atau penyiraman larutan nutrisi dengan EC 2.0 dan pH 5.5 kedalam media tanam sampai jenuh. Maksud pengisian larutan nutrisi ke dalam media tanam slab/polybag agar tanaman yang baru dipindah dapat langsung menyerap unsur hara yang terdapat di media tanam. Sebab, apabila media tanam kering akan merusak sistem perakaran tanaman yang relatif masih muda, sehingga dapat menyebabkan masuknya panyakit ke tanaman dan terganggunya sistem pertumbuhan tanaman. Media tanam yang kering juga dapat menyebabkan akar tanaman tidak dapat menyerap unsur hara yang dibutuhkan, kondisi seperti ini dapat merugikan pertumbuhan tanaman.

Transplant
Transplant adalah pemindahan bibit tanaman kedalam greenhouse untuk diletakan diatas media slabs (media tanam yang terbungkus plastik) atau diletakan diatas polybag dengan jarak tanam tertentu. Pemindahan bibit atau penanaman dilakukan setelah bibit berumur 18-20 hari setelah di polybag atau tanaman mempunyai 6-8 helai daun. Setelah bibit di tanam, apabila menggunakan irigasi tetes, maka regulator stick harus ditancapkan pada media di polybag/block kecil diatas polybag besar atau diatas media slabs. Apabila penanaman selesai dapat dilakukan pembuatan lubang drainase di bawah slab atau polybag besar.

Pembuatan larutan nutrisi
Pada budidaya hidroponik, pemberian nutrisi menjadi kunci penting dari keberhasilan pengusaha/petani. Keterlambatan pemberian nutrisi atau perbandingan unsur yang tidak tepat akan berakibat fatal terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman, bahkan dapat menyebabkan kematian. Sebaliknya, apabila pemberian nutrisi dilakukan dengan tepat dan baik, tanaman akan tumbuh optimal dan dapat hidup lebih lama. Agar tanaman tumbuh secara optimal, komposisi unsur hara harus sesuai yang dibutuhkan oleh tanaman, karena masing-masing tanaman membutuhkan formulasi pupuk yang berbeda-beda.

Misalkan pembuatan larutan nutrisi dengan pupuk Nutrisi Hidroponik 90 x 200 liter, artinya adalah pupuk A dilarutkan pada 90 liter air di tangki/bak A dan pupuk B juga dilarutkan pada 90 liter air di tangki/bak B untuk 18.000 liter larutan. Apabila akan melakukan penyiraman dengan laruran nutrisi maka pupuk dari tangki/bak A dan B dilarutkan pada air dalam satu tanki/bak yang siap untuk disiramkan. Volume pupuk dari A & B disesuaikan dengan kebutuhan EC maupun volume penyiraman. Contoh, 1 liter dari pupuk A dan 1 liter dari pupuk B untuk 200 liter air yang dilarutkan, sehingga terdapat 200 liter larutan nutrisi yang siap untuk disiramkan. Tetapi itu tergantung dari kebutuhan EC, semakin tinggi EC yang dibutuhkan untuk penyiraman semakin banyak juga pupuk yang digunakan. Hal ini penting, karena kepekatan larutan nutrisi mempunyai pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Penyiraman dan Pemupukan
Penyiraman dan pemupukan budidaya secara hidroponik pada umumnya dilakukan secara bersamaan. Penyiraman dan pemupukan sangat menentukan pertumbuhan, produktifitas dan kualitas tanaman, karena tanaman hanya tergantung pada suplai hara yang diberikan, dan tidak ada penunjang dari media yang digunakan.

Teknis penyiraman dan pemupukan dapat dilakukan dengan cara manual atau menggunakan sistem irigasi tetes (drip irigation system).


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyiraman, yaitu :

Larutan nutrisi yang akan digunakan untuk penyiraman tanaman harus mempunyai
kepekatan (EC) dan nilai pH yang sesuai dengan jenis tanaman dan umur tanaman,
yang dapat diukur dengan alat EC dan PH meter sebelum didistribusikan ke tanaman.
Volume dan kepekatan larutan nutrisi diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman, umurtanaman, virietas dan tipe iklim setempat.Frekuensi penyiraman larutan nutrisi tergantung pada kondisi setempat, dan berbeda antara tanaman yang masih kecil dengan tanaman yang sudah dewasa.

Apabila penyirman larutan nutrisi dengan cara manual (penyiraman dilakukan oleh orang untuk setiap polybag) agar dihitung kebutuhan tenaga kerja tiap satuan luas kebun, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam waktu dan frekuensi penyiraman.

Penyiraman larutan nutrisi dengan irigasi tetes perlu diperhatikan pemasangan regulator stick dan pengukuran tekanan agar volume penyiraman dan waktu yang diperlukan untuk menyiram dapat berjalan secara optimal.

Senin, 15 Maret 2010
"CARA MENANAM TOMAT YANG BENAR"
"Tanaman "tomat" tidak tahan hujan dan sinar matahari terik suhu panas. Jadi sediakanlah atap rumbia secukupnya sebagai atap payung sebelum hujan dan panas."
"Tomat" lebih memuaskan hasilnya apabila ditanam di daerah yang kering dan sejuk pegunungan.



PERSEMAIAN BIBIT "TOMAT".


Apabila akan menanam biji-biji "tomat", diperiksa dulu barangkali ada kotoran-kotoran atau biji-biji yang keriput. Biji-biji "tomat" dijemur di sinar matahari sebentar di atas secarik kertas.

Sementara menjemur, disiapkan persemaiannya, berupa tanah bersih yang sudah diayak dan dicampur dengan pasir bersih pula (separuh separuh) dalam peti bekas atau kotak. Biji-biji "tomat" yang sudah kering, kemudian disebar rata, dan ditutup dengan tanah yang dilewatkan melalui ayakan pula di atasnya. Tidak perlu tebal-tebal asal tertutup saja. Setelah itu, jangan lupa menekan seluruh permukaan tanah dengan botol bir sup aya biji-biji "tomat" tadi benar-benar menempel pada gumpalan tanah dan bukannya melayang di sela-selanya. Tapi botol itu jangan digelindingkan seperti sepur tumbuk. Tekanlah biasa saja, supaya tidak ada biji-biji yang menempel pada botol dan ikut menggelinding ke tetangganya.

Supaya dapat menyiram persemaian ini dengan aman, sebaiknya menggunakan penyemprot obat nyamuk saja, yang sudah diisi dengan air bersih jadi tidak mengaduk-aduk tanah. Dan untuk melindungi biji-biji "tomat" terhadap serangan semut, tutuplah seluruhnya dengan kertas koran, sampai saat mereka berkecambah, namun jangan smpai terlambat membuka tutupnya, supaya tidak sampai kena cendawan. Apabila kecambah-kecambah itu sudah berdaun, pilihlah yang bagus-bagus saja untuk dipindah ke dalam pot-pot kecil (satu pot satu tanaman) yang kemudian diletakkan di tempat yang teduh, supaya dapat menghela napas sebentar, setelah kaget direnggut dari tempatnya semula tadi. Baru keesokan harinya, pot-pot itu diletakkan di luar di atas bedengan-bedengan yang tinggi, untuk menikmati sinar matahari pagi. Namun semuanya harus dilindungi juga dengan atap rumbia, supaya tidak terlalu kepanasan, dan supaya tanah dalam pot itu sendiri tidak kering. Benamkanlah pot-pot itu dalam tanah bedengan sampai sedalam lehernya. Kemudian disiram tiap pagi.


PEMINDAHAN TANAMAN KE TEMPAT PENANAMAN.

Setelah tiga minggu berada dalam pot-pot yang ditanam tadi, pilihlah sekali lagi individu-individu yang bagus-bagus saja, kemudian dipindah ke tempat penanaman yang tetap, yaitu bedengan-bedengan yang sudah digemburkan tanahnya sedalam 60 cm dan dipupuk dengan pupuk kandang kering yang sudah dingin sebanyak 1/4 blek minyak tanah per M2.

Jangan menggunakan pupuk kandang basah, karena dapat menularkan penyakit-penyakit (cendawan).

Jarak tanamnya harus 50 X 60 - 75 cm. Namun apabila halamannya terbatas boleh juga menanam jarak antara batang "tomat" yang satu dengan yanglain tetap harus 50 cm.

Untuk menjaga supaya waktu dipindahkan tidak rusak, ketok-ketoklah pot itu dulu sambil memutar-mutar, sehingga gumpalan tanah yang meliputi akar-akar terlepas dari dinding pot. Kemudian sambil menahan tanah di sekitar batang "tomat" dengan tangan sendiri (jangan menyentuh barang itu). Jungkir balik-kanlah pot itu dan ketroklah pantatnya dengan tangan kanan. Hal ini supaya mudah untuk mengeluarkan tanaman berikut gumpalan tanah yang meliputi akar-akarnya tadi.


PEMELIHARAAN TANAMAN "TOMAT".

Supaya mendapat hasil yang memuaskan, tanaman "tomat" tumbuhnya harus teratur. Tanaman "tomat" harus dirambatkan ke tambang kambing yang panjang dikaitkan kepada para-para setinggi paling sedikit 1 1/2 M. Ujung tambang yang berada di bawah diikatkan pada sebatang kayu pendek yang ditancapkan dalam tanah, di dekat batang "tomat ".

Batang yang dirambatkan ke atas ini harus bebas dari cabang-cabang, begitu ada cabang terbentuk, harus segera dipotong, kecuali cabang yang paling atas. Cabang-cabang bawah yang dipotong ini akan mencoba menumbuhkan cabang-cabang baru lagi nantinya, di ketiak-ketiak daun. Namun semuanya harus dipotong lagi, kelak.... dengan hanya meninggalkan sisa sepanjang beberapa cm saja, yang masih mengandung satu helai daun.

Setelah batang itu sendiri setinggi 1 - 1 1/4 meter, potonglah pucuknya, yaitu diatas dompolan bunga yang ke lima atau ke enam (dihitung dari bawah). Pertumbuhannya lantas diteruskan oleh cabang yang paling atas tadi. Dengan begitu kita hanya akan mendapat lima sampai enam dompolan buah saja per batang, namun buah-buahnya akan tumbuh leluasa besarnya. Untuk mendapat jumlah "tomat" yang banyak, perbanyak saja jumlah batang-batang yang ditanam. Hal ini supaya ruangan di sekitar batang itu akan bebas leluasa menerima sinar matahari dan hawa segar secukupnya, sedang buah-buah "tomat" tidak akan ada yang kotor kena tanah.

Tugas berikutnya adalah memotongi semua pencoleng kuncup yang timbul di ketiak-ketiak daun. Begitu pada kuncup yang mau tumbuh, ambil saja dengan ibu jari dan jari telunjuk. Dengan demikian dapat diharapkan bahwa semua sari-sari makanan dan hasil asimilasi daun "tomat" akan digunakan juga dengan cukup, untuk membesarkan buah-buahnya.

Namun apabila sudah tumbuh sebesar kelereng, buah-buah inipun harus ditertibkan. Dalam satu kelompok dompolan hanya boleh ada paling banyak lima buah saja. Apabila dibiarkan lebih dari itu, tumbuhnya akan berdesak-desakan, sehingga nanti buahnya tidak sama rata besarnya. Lebih baik, dipilih saja, yang bagus-bagus dibiarkan, dan yang kerdil jelek dipetik secepatnya.

Pada saat menunggu buah "tomat" masak, "tomat-tomat" tadi tidak boleh kena hujan..... Lindungilah "toma t" anda dengan atap rumbia yang diletakkan miring di atas para-para tempat mengikatkan tambang rambatan tadi. Air hujan yang menempel pada buah-buah "tomat" , apabila tidak segera dibersihkan..... dapat mengakibatkan buah "tomat" tersebut tidak dapat licin halus. Atap pelindung harus diambil kembali dan disimpan baik-baik. Apabila cuaca sudah bagus lagi, untuk dipergunakan menutup lagi apabila matahari panas terik udaranya, setelah pukul 10.00 pagi.

Untuk memperoleh bibit sendiri yang bagus nantinya, tandailah pohon-pohon yang paling bagus menghasilkan buah, besar-besar rata-rata, manis-manis. Buah-buah yang bagus-bagus tadi disisihkan dan jangan dimakan, tapi diambil biji-bijinya, yang setelah dikeringkan disimpan dalam botol-botol bersih yang tertutup rapi. Tiap kali menanam (dan panen), sebaiknya meneliti..... Batang-batang "tomat" yang mana yang paling bagus untuk diambil bibitnya. Dengan demikian anda menyeleksi sendiri sehingga apabila akan menanam lagi sudah memiliki bibit unggul sendiri.

Apabila buah-buah sudah besar, maka daun-daun paling ujung pada tiap-tiap cabang yang dibiarkan pendek tempo hari, harus dipotong juga, bersama-sama dengan semua kuncup yang muncul pada pangkal tangkai dapat didorong lebih cepat lagi masaknya, sehingga cepat pula berubah warna dari hijau ke jingga.

Disamping hal-hal tadi, jangan lupa pula menggemburkan tanah dan menyiangi rumput-rumputan yang tumbuh. "Tomat-tomat" peka sekali terhadap gangguan rumput. Apabila tanah bersih, gembur dan subur, maka dalam waktu tiga bulan saja, sudah dapat memungut hasil yang besar-besar memuaskan.


WAKTU MEMANEN BUAH "TOMAT".

Apabila memetik buah, jangan menunggu sampai berwarna merah  betul-betul, sebab buah yang dipetik sesudah merah semuanya akan meledak kalau disimpan lebih lanjut. Sebaliknya kalau memetik sudah berwarna kuning jingga sebagian saja kalau disimpan akan masak sendiri, walaupun di luar batang. Namun jangan sampai memetik buah "tomat" yang masih hijau, karena tidak mungkin bisa masak, tapi malah akan busuk.

Apabila anda memetik buah "tomat" tepat pada waktunya, dan tidak terburu-buru atau terlalu lama menunggu sampai merah rata, maka tanaman itu lantas dapat berbuah lagi yang masih terbelakang tumbuhnya. Lumayan untuk menambah produksi......

Selamat mencoba bercocok tanam "tomat"......

Semoga anda sukses.......

Membuat kompos dan Pupuk Organik

Membuat kompos dan Pupuk Organik
KOMPOS: Dari Tanah Kembali Ke Tanah
 Catatan: Bahan ini digunakan untuk menjelaskan kompos pada petani, pekebun, atau masyarakat awam. Dibuat dengan bahasa yang lebih sederhana agar lebih mudah dipahami oleh petani. Semoga bermanfaat.

Apa itu kompos?
 Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman.

Apa manfaat kompos?
 Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Kompos memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.

Apa saja yang bisa dibuat kompos?
 Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.

Mengapa harus dikomposkan terlebih dahulu?
 Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.
Bagaimana cara membuat kompos yang cepat, mudah, dan murah?
 Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara setengah sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar proses pengomposan dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.
 Pembuatan kompos dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos. Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan bahan organik menjadi kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup kecil dapat dikomposkan tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik yang besar dan keras, sebaiknya dicacah terlebih dahulu. Aktivator kompos harus dicampur merata ke seluruh bahan organik agar proses pengomposan berlangsung lebih baik dan cepat.
 Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya harus cukup. Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air, udara dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
 Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu ditutup. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu.
 Bahan didiamkan selama beberapa waktu hingga kompos matang. Lama waktu yang dibutuhkan antara 2 minggu sampai 6 minggu tergantung dari bahan yang dikomposkan. Bahan-bahan yang lunak dapat dikomposkan dalam waktu yang singkat, 2 – 3 minggu. Bahan-bahan yang keras membutuhkan waktu antara 4 – 6 minggu. Ciri kompos yang sudah matang adalah bentuknya sudah berubah menjadi lebih lunak, warnanya coklat kehitaman, tidak berbau menyengat, dan mudah dihancurkan/remah.

Bagaimana cara penggunaan kompos?
 Kompos yang sudah matang dapat langsung digunakan untuk tanaman. Tidak ada batasan baku berapa dosis kompos yang diberikan untuk tanaman. Secara umum lebih banyak kompos memberikan hasil yang lebih baik. Tetapi jika kompos akan digunakan untuk pembibitan atau untuk tanaman di dalam pot/polybag, kompos harus dicampur tanah dengan perbandingan satu bagian kompos : tiga bagian tanah.
 Kompos dapat diberikan sebagai satu-satunya sumber hara tambahan atau lebih dikenal dengan istilah pertanian organik. Kompos yang diberikan sebaiknya dalam jumlah yang cukup, agar tanaman dapat tumbuh lebih baik. Kompos juga bisa diberikan bersama-sama dengan pupuk kimia buatan. Pupuk kimia dapat dikurangi sebagian dan digantikan dengan penambahan kompos.
 Kompos dapat diberikan ke tanaman apa saja, mulai dari tanaman pertanian, holtikultura, perkebunan, tanaman hias, buah-buahan, sayuran, dan kehutanan. Misalnya untuk tanaman: padi sawah, padi gogo, jagung, ketela pohon, kacang, kol, kentang, karet, kopi, sawit, kakao, tebu, aglonema, gelombang cinta, mangga, akasia, dan lain-lain.
 link: http://isroi.wordpress.com/2008/11/1...nah/#more-1140

Kompos Jerami

 Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Tanah menemukan bahwa kandungan bahan organik di sebagian besar sawah di P Jawa menurun hingga 1% saja. Padahal kandungan bahan organik yang ideal adalah sekitar 5%. Kondisi miskin bahan organik ini menimbulkan banyak masalah, antara lain: efisiensi pupuk yang rendah, aktivitas mikroba tanah yang rendah, dan struktur tanah yang kurang baik. Akibatnya produksi padi cenderung turun dan kebutuhan pupuk terus meningkat. Solusi mengatasi permasalah ini adalah dengan menambahkan bahan organik/kompos ke lahan-lahan sawah. Kompos harus ditambahkan dalam jumlah yang cukup hingga kandungan bahan organik kembali ideal seperti semula. Link : http://isroi.wordpress.com/2008/02/2...h-murah-cepat/


Pupuk
Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia Banyak orang yang sering salah presepsi dalam menggunakan pupuk kimia, pupuk hayati dan pupuk organik. Pupuk organik dan pupuk hayati seringkali disamakan dengan pupuk kimia. Padahal pupuk-pupuk ini sebenarnya berbeda sama sekali. selanjutnya di link: http://isroi.wordpress.com/2008/02/2...n-pupuk-kimia/

Membuat pupuk Effective Microorganisme atau EM

 Pupuk EM adalah pupuk organik yang dibuat melalui proses fermentasi menggunakan bakteri (microorganisme). Sampah organik dengan proses EM dapat menjadi pupuk organik yang bermanfaat meningkatkan kualitas tanah.




 Beriikut langkah-langkah pembuatan pupuk menggunakan EM : Pembuatan bakteri penghancur (EM).
 Bahan-bahan :
 * Susu sapi atau susu kambing murni.
 * Isi usus (ayam/kambing), yang dibutuhkan adalah bakteri di dalam usus.
 * Seperempat kilogram terasi (terbuat dari kepala/kulit udang, kepala ikan) + 1 kg Gula pasir (perasan tebu) + 1 kg bekatul + 1 buah nanas + 10 liter air bersih.

 Alat-alat yang diperlukan :  Panci, kompor dan blender/parutan untuk menghaluskan nanas.
 Cara pembuatan :

 * Trasi, gula pasir, bekatul, nanas (yang dihaluskan dengan blender) dimasak agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati.
 * Setelah mendidih, hasil adonannya didinginkan.
 * Tambahkan susu, isi usus ayam atau kambing.
 * Ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung.
 * Bila sudah siap jadi akan menjadi kental/lengket.
 Perlu diperhatikan susu jangan yang sudah basi karena kemampuan bakteri sudah berkurang. Sedangkan kegunaan nanas adalah untuk menghilangkan bau hasil proses bakteri. Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/
Cara Pembiakan Bakteri
 Untuk menghemat biaya, bibit bakteri EM4 yang dibeli di toko atau koperasi Saprotan dapat dikembangbiakkan sendiri, sehingga kebutuhan pupuk organik untuk luas lahan yang ada dapat dipenuhi. Adapun prosedur pembiakan bakteri EM4 adalah sebagai berikut:
 Bahan dan Komposisi:

 1 liter bakteri
 3 kg bekatul (minimal)
 ¼ kg gula merah/gula pasir/tetes tebu (pilih salah satu)
 ¼ kg terasi
 5 liter air
 Alat dan Sarana:

 Ember
 Pengaduk
 Panci pemasak air
 Botol penyimpan
 Saringan (dari kain atau kawat kasa)
 Cara Pembiakan:

 Panaskan 5 liter air sampai mendidih.
 Masukkan terasi, bekatul dan tetes tebu/gula (jika memakai gula merah harus dihancurkan dulu), lalu aduk hingga rata.
 Setelah campuran rata, dinginkan sampai betul-betul dingin! (karena kalau tidak betul-betul dingin, adonan justru dapat membunuh bakteri yang akan dibiakkan).
 Masukkan bakteri dan aduk sampai rata. Kemudian ditutup rapat selama 2 hari.
 Pada hari ketiga dan selanjutnya tutup jangan terlalu rapat dan diaduk setiap hari kurang lebih 10 menit.
 Setelah 3-4 hari bakteri sudah dapat diambil dengan disaring, kemudian disimpan dalam botol yang terbuka atau ditutup jangan terlalu rapat (agar bakteri tetap mendapatkan oksigend ari udara).
 Selanjutnya, botol-botol bakteri tersebut siap digunakan untuk membuat kompos, pupuk cair maupun pupuk hijau dengan komposisi campuran seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
 Catatan: Ampas hasil saringan dapat untuk membiakkan lagi dengan menyiapkan air kurang lebih 1 liter dan menambahkan air matang dingin dan gula saja.
 Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...iakan-bakteri/

Cara Membuat Pupuk Cair Organik

 Bahan dan Alat:

 1 liter bakteri
 5 kg hijau-hijauan/daun-daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, damar, nimba, dan yang sulit lapuk seperti jato, bambu, dan lain-lainnya)
 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya
 1 kg gula pasir/merah/tetes tebu (pilih salah satu) dan dicairkan dengan air
 30 kg kotoran hewan
 Air secukupnya
 Ember/gentong/drum yang dapat ditutup rapat
 Cara Pembuatan:

 Kotoran hewan dan daun-daun hijau dimasukkan ke dalam ember.
 Cairan gula dan terasi dimasukkan ke dalam ember.
 Larutkan bakteri ke dalam air dan dimasukkan ke dalam drum, kemudian ditutup rapat.
 Setelah 8-10 hari, pembiakan bakteri sudah selesai dan drum sudah dapat dibuka.
 Saring dan masukkan ke dalam wadah yang bersih (botol) untuk disimpan/digunakan.
 Ampas sisa saringan masih mengandung bakteri, sisakan sekitar 1 sampai 2 liter, tambahkan air, terasi, dan gula dengan perbandingan yang sama. Setelah 8-10 hari kemudian bakteri sudah berkembang biak lagi dan siap digunakan. Demikian seterusnya.
 Kegunaan:

 Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
 Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot, apabila tanah sudah diberi kompos (subur), tetapi apabila tanah kurang subur/tandus, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
 Pupuk cair (larutan bakteri) ini tidak diperbolehkan untuk dicampur dengan bakteri lain, terutama bahan kimia atau bahan untuk pestisida lainnya seperti tembakau.
 Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...-cair-organik/

Cara Membuat Pupuk Hijau Organik

 Pupuk Hijau: adalah pupuk organik yang terbuat dari sisa tanaman atau sampah yang diproses dengan bantuan bakteri.

 Bahan dan Komposisi:

 200 kg hijau daun atau sampah dapur.
 10 kg dedak halus.
 ¼ kg gula pasir/gula merah.
 ¼ liter bakteri.
 200 liter air atau secukupnya.
 Cara Pembuatan:

 Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
 Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
 Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
 Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
 Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
 Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
 Link: http://petanidesa.wordpress.com/2007...hijau-organik/

 Mudah2an Bermanfaat buat kita semua.
 Last edited by Lihatlah; 19th November 2008 at 09:49..
  
 20th November 2008, 15:24
Lihatlah 
Addict Member         Join Date: Nov 2007
 Posts: 299
Pupuk Bokashi Versus Kompos
 OLEH: WAYAN NITA
 Sebelum dikenalnya penggunaan pupuk kimia oleh petani, kompos lebih dulu populer. Seiring dengan perkembangan teknologi kompos pun terpinggirkan. Banyaknya permintaan hasil produksi pertanian menuntut petani mengolah lahan lebih cepat. Petani tidak mau lagi menggunakan kompos sebagai pupuk tanamannya. Selain lama penampakan hasil aplikasi pada tanaman juga karena semakin sulitnya mendapatkan bahan organik.
 Kompos merupakan pupuk organik yang mempunyai banyak keunggula dibanding pupuk kimia. Setelah ditemukannya teknologi EM yang juga berbahan organik maka sempurnalah kandungan pupuk organik Bokashi. Meskipun sama-sama menggunakan bahan organik sebagai bahan dasar pembuatan pupuk organik. Tapi Bokashi lebih unggul dibangdingkan dengan kompos. Karena Bokashi diolah dengan menggunakan teknologi EM sedangkan kompos tidak.
 Bila kita lihat perbandingan antara Bokashi dan kompos, kandungan hara pada Bokashi lebih tinggi, periode proses pada tanaman lebih cepat, pengaruh terhadap tanah sempurna, energi yang hilang rendah dan populasi mikroorganisme dalam tanah lebih sempurna dibanding kompos. Keunggulan tersebut disebabkan karena selain menggunakan bahan organik, juga ada campuran Molasse (tetes tebu)/larutan gula merah dan kandungan mikroorganisme dalam EM4 yang lengkap.
 Dalam pembuatan Bokashi, dapat dilakukan secara aerob maupun anaerob. Bahan yang digunakan sama, yaitu Molasse(Tetes tebu), EM4 dan bahan organik (jerami, sekam padi dan dedak halus). Yang berbeda adalah dalam proses fermentasinya. Bokashi anaerob setelah adonan (bahan organik disiram larutan EM+Molasse+Air sampai kandungan air 40%) dicampur rata kemudian dimasukkan kedalam drum plastik atau karung atau kantong plastik. Diamkan selama 7 hari dan di hari ke-8 adonan telah siap ditebarkan. Bokashi siap dipakai bila tercium aroma tape. Bokashi ini ideal digunakan sampai dengan 6 bulan bila tersimpan dalam kondisi yang baik.
 Bokashi aerob setelah adonan tercampur rata kemudian dihamparkan diatas ubin yang kering dan ditutup dengan terpal atau karung goni. Dapat pula dimasukkan Diamkan selama 4-7 hari tetapi setiap hari diaduk agar suhu tidak melebihi 40°C. Bokashi siap dipakai jika sudah tercium aroma bau tape. Bokashi ini dapat dibuat dengan bermacam-macam komposisi bahan organiknya. Seperti Bokashi pupuk kandang, Bokashi jerami, Bokashi arang sekam, Bokashi super dan Bokashi Express. Bahan baku utama menggunakan EM4, Molasse, pupuk kandang, sekam padi dan dedak.
  
11 Januari 2012